Monday, 12 September 2011

SEJARAH PERFUME

SEJARAH PERFUME

 

Kata Parfum berasal dari kata latin “per fumum”, yang berarti melalui asap yang kemudian dinamakan Parfum oleh orang perancis dikarenakan wangi yang muncul akibat pembakaran dupa. Seni membuat (Perfumery) dimulai di Mesopotamia dan Mesir kuno, kemudian disempurnakan oleh Romawi dan Persia. Bentuk pertama dari parfum adalah dupa yang ditemukan sekitar 4000 tahun yang lalu di Mesopotamia. Kebudayaan kuno membakar bermacam jenis resins, bums dan kayu-kayuan pada seremoni keagamaan. Mereka juga menbalsemkan mayat dengan wangi-wangian yang berasal dari campuran kayu dab resin yang dicampur pada air dan minyak. Walaupun parfum juga dapat ditemukan di India, kebanyakan wewangiannya berbentuk dupa. Penyulingan paling awal dari Attar disebutkan di teks Charaka Samhita pada Hindu Ayurvedic. Harshacharita ditulis pada abad ke 7 di India utara menyinggung mengenai penggunaan agarwood oil.
Melalui tulisan pada hieroglyphics pada makam mesir kuno dapat diketahui bahwa parfum adalah bagian tidak terpisahkan dari kehidupan bangsa Mesir. Dupa diketahui masuk ke mesir pada 3000 SM dan pada masa ratu Hatsgepsut menjadi sangat popular. Dia memimpin ekspedisi dalam pencarian dupa dan komoditas berharga lainnya yang kemudian dicatat pada dinding kuil sebagai penghormatan atas dirinya.
Penyulingan parfum pertama secara kimia pertama kali dilakukan oleh seorang wanita bernama tapputi, ia adalah seorang pembuat parfum yang disebutkan dalam tablet runcing yang berasal dari abad kedua sebelum masehi di Mesopotamia. Dia menyuling bunga-bungaan, minyak dan calamus dengan wangi-wangian lain yang kemudian disaring dan dimasukkan kembali pada alat suling selama beberapa kali.
Baru-baru ini, arkeolog menemukan apa yang dipercaya sebagai parfum tertua di dunia di Pyrgos, Cyprus. Parfum-parfum ini berusia lebih dari 4000 tahun. Parfum-parfum ini ditemukan di sebuah tempat pembuatan parfum kuno dengan setidaknya 60 alat suling, mangkuk aduk, funnels dan botol parfum pada pabrik tersebut yang memiliki luas 4000 m2. Pada jaman dahulu kala, orang menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti almond, coriander, myrtle, conifer resin, bergamot, dan juga bunga-bungaan.
Ahli kimia Arab bernama Al-Kindi (Alkindus), menulis sebuah buku mengenai parfum pada abad ke 9 yang diberi nama Book of the Chemistry of Perfume and Distillations. Buku dimaksud berisi mengenai lebih dari ratusan resep wangi-wangian dari minyak, salves, aromatic water dan bahan pengganti/imitasi dari obat-obatan yang mahal. Buku tersebut juga mendeskribsikan 107 metode dan resep untuk pembuatan parfum dan bahkan alat-alat pembuatan parfum seperti alembic, yang sampai saat ini masih dalam bahasa arab.
Seorang dokter muslim asal Persia dan ahli kimia terkenal Avicenna (Ibnu Sina) mengenalkan proses ekstraksi minyak dari bunga-bungaan melalui mekanisme penyulingan, prosedur ini kemudian menjadi prosedur yang paling banyak digunakan pada saat ini. Beliau pertama kali bereksperimen dengan mawar. Sebelum penemuan oleh beliau, parfum cair adalah campuran minyak dan tumbuh-tumbuhan yang dihancurkan/ditumbuk. Baik bahan dasar parfum dan teknologi penyulingan tersebut mempengaruhi pembuatan parfum dan pengembangan sains terutama kimia di dunia barat.
Ilmu pembuatan parfum pertama kali masuk eropa pada abad ke 14 seiring masuknya dan penyebaran Islam. Namun, yang pertama kali mengenalkan teknik modern pembuatan parfum adalah bangsa hunggaria. Dibuat dari minyak wangi yang dicampur dengan larutan alcohol, parfum ini pertama kali dibuat pada 1370 dengan instruksi langsung dari Ratu Elizabeth dari Hunggaria dan kemudian menjadi terkenal ke seluruh eropa dengan sebutan air Hunggaria. Seni pembuatan parfum tumbuh subur pada masa Renaissance di Italia, dan pengolahan parfum italia pada abad 16 dibawa ke Perancis oleh pembuat parfum Chaterine de’ Medici yaitu Rene le Florentin. Laboratoriumnya terhubung dengan apartemennya melalui jalur rahasia untuk mencegah adanya resep yang dicuri. Perancis kemudian dengan cepat dikenal sebagai pusat parfum dan pembuatan kosmetik Eropa. Pembibitan bunga-bungaan untuk bahan parfum menjadi industri utama di selatan Perancis pada abad Ke 14. pada masa Renessaince, parfum hanya digunakan oleh kalangan berduit untuk menutupi bau badan akibat jarangnya mandi. Pada abad ke 18, perkebunan tumbuhan wewangian muncul di region Grasse, Perancis, untuk memenuhi kebutuhan bahan dasar bagi industri parfum yang bermunculan. Bahkan saampai detik ini Perancis tetap menjadi pusat perdagangan dan pembuatan parfum Eropa.

0 comments:

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

 
Designed by ♥ WWW.MYRAVEA.COM ♥